Hidup yang Ajaib — Quantum Hamil

Hidup yang Ajaib — Quantum Hamil

Sebuah keajaiban besar telah terjadi dalam hidup saya. Sekitar 6 tahun berumah tangga, saya dan istri saya, Veve, belum juga dikaruniai anak. Dalam sesi konsultasi, seorang androlog senior di Jakarta menyatakan bahwa saya mandul. Tak ada sperma didalam air mani saya. Nol persen, katanya. “Pabrik benih” di dalam tubuh saya sudah tutup, tak lagi berproduksi. Tragisnya, menurut dokter tersebut, hal ini mustahil untuk diperbaiki lagi.

Kami terkejut tentu saja. Namun untunglah “otot syukur” saya saat itu masih cukup kuat untuk merespons ucapan dokter dengan kalimat Alhamdulillah di dalam hati, yang memberi saya ketenangan dan kekuatan. Saya bersyukur karena akhirnya saya mengetahui “duduk perkara” mengapa selama ini saya belum memperoleh keturunan.

Kini kami sudah mendapat setengah dari pemecahannya. Setengahnya lagi adalah melakukan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasi. Maka, siang malam dalam setiap doa dan waktu latihan alphamatic brainwave saya membayangkan kehadiran buah hati kami dengan sepenuh hati. Pikiran tentang ketidakmungkinan (fakta bahwa “pabrik benih” saya tutup, misalnya) tentu sering mengganggu. Tetapi dengan beberapa sesi alphamatic brainwave, pikiran itu pun sangat jauh berkurang.  Hati menjadi lebih ikhlas. Nah, dalam kondisi ikhlas seperti itu, saya banjiri hati saya dengan niat dan permohonan kepada Tuhan untuk mendapatkan keturunan. Saya melakukan ini dengan tekun dan tawakal.

Tiga minggu kemudian, keajaiban itu terjadi. Saat konsultasi rutin, dokter memandangi hasil pemeriksaan laboratorium saya. Ia menggeleng-gelengkan kepala. “Ini tidak mungkin,” katanya. “Dari nol persen menjadi 30% hanya dalam tiga minggu? Tak mungkin!”

Rupanya dokter saya lupa: tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan! Kontan, otot syukur saya seperti mendapatkan dorongan kekuatan baru. Dan saya langsung merespon: Alhamdulillah… sekitar setahun kemudian, bayi mukjizat itu pun lahir. Kami beri nama Shankara Premaswara, yang artinya “suara cinta yang bijaksana”

Alphamatic brainwave, otot-saraf syukur, dan “tak ada mustahil bagi Tuhan” merupakan rahasia kebahagiaan hidup yang selalu saya aplikasikan untuk meraih berbagai tujuan hidup: kesuksesan karier, kesehatan tubuh, hubungan keluarga, membantu orang lain, ilmu pengetahuan, dan spiritualitas.

By: Erbe Sentanu

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Shares
RSS
Follow by Email
Facebook
Twitter